Minggu, 01 Juni 2014

RANCANGAN PEMBELAJARAN MODEL ASSURE UNTUK MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 MUARA BUNGO


BAB I TEORI UMUM TENTANG MEDIA
 Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan ( Association of Education and Communication Technology/ AECT) di Amerika, membatasi media sebagai
segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini, telah menjadikan informasi sebagai hal penting yang menunjang proses kehidupan, dan pembelajaran. Bahkan di masa depan adalah sangat mungkin orang yang berhasil adalah orang yang mampu menangkap dan memanfaatkan setiap informasi menjadi pengetahuan dan pengalaman belajar, sehingga menjadi suatu kompetensi baginya. Perkembangan tersebut tentu akan mempengaruhi bagaimana proses penyampaian dan salurannya.
Dalam dunia pendidikan, informasi akan disampaikan oleh guru kepada siswa melalui proses pembelajaran dengan menggunakan media tertentu. Mengingat begitu pentingnya peranan media untuk mendukung proses pembelajaran, maka guru perlu merancang suatu pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk merancang suatu proses pembelajaran yang membantu siswa mencapai tujuan pembelajarannya, maka guru dapat menggunakan model ASSURE, yaitu suatu model perancang media pembelajaran yang dapat mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Berikut akan di bahas mengenai perancangan media pembelajaran dengan model ASSURE dilengkapi dengan teori yanG mendukung.

 B. Tujuan
 Berdasarkan latar belakang yang di paparkan sebelumnya maka terdapat beberapa tujuan penulisan makalah ini yaitu;
 1. Untuk memberikan penjelasan tentang model pembelajaran ASSURE
 2. Untuk memberikan penjelasan bagaimana sistematika penerapan model ASSURE
 3. Untuk merancang pelaksanaan pembelajaran dengan model ASSURE menggunakan media pembelajaran yang disesuaikan dengan analisis kebutuhan
 C. Manfaat
 Berdasarkan latar belakang dan tujuan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka manfaat yang akan diperoleh dari penulisan makalah ini adalah Memenuhi tugas akhir semester pada mata kuliah Media Pendidikan Sebagai bahan bacaan untuk memperdalam pengetahuan tentang Model ASSURE dan penggunaannya Memperkaya khasanan ilmu pengetahuan bagi pembaca lain.

BAB II KAJIAN TEORI
 A. HAKIKAT PEMBELAJARAN
Belajar pada dasarnya merupakan perubahan tingkah laku pada diri pebelajar dan perubahan pebelajar dengan lingkungan sekitar. Dengan proses belajar yang dilakukan oleh pebelajar, dinilai mampu merubah tingkah laku si pebelajar itu sendiri. Belajar menurut Hergenhahn dan Olson (2008:4) merupakan proses ketika mempelajari perilaku yang berakibat bagi seseorang untuk bisa mengambil kesimpulan mengenai proses tersebut yang diyakini sebagai sebab dari perubahan tingkah laku yang terjadi.
 Hergenhahn dan Olson (2008:8) bahwa: Belajar adalah perubahan perilaku atau potensi perilaku yang relatif permanen yang berasal dari pengalaman dan tidak bisa dinisbahkan ke temporary body states (keadaan tubuh temporer) seperti keadaan yang disebabkan oleh sakit, keletihan atau obat-obatan. Belajar yang dimaksud Hergenhahn dan Olson adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif permanen dan tidak bisa dipindahalihkan begitu saja tanpa proses yang dilakukan.
 Perubahan tingkah laku akibat sakit, keletihan dan pengaruh obat-obatan juga nilai sebagai hasil bukan dari proses belajar. Senada dengan Hergenhahn dan Olson, Prayitno (2009:309) mengungkapkan bahwa: Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu yang diperoleh melalui pengalaman, melalui proses stimulus-respon, melalui pembiasaan, melalui peniruan, melalui pemahaman dan penghayatan, melalui aktivitas individu meraih sesuatu yang dikehendakinya.
 Dalam hal ini Hergenhahn dan Olson membatasi perubahan tingkah laku pada perilaku yang bersifat permanen. Sedangkan Prayitno membatasinya pada konsep operasional dari belajar itu sendiri. Prayitno secara lebih operasional mengemukakan bahwa “belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru” (2009:310). John Dewey mengungkapkan sebagian besar dari kita tidak belajar dengan cara diberi tahu, tetapi dengan berbuat (1916).
 Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dimiliki setelah usaha belajar dan interaksi dilakukan untuk menguasai sesuatu yang baru. Perubahan tingkah laku yang dimaksud adalah dari tingkah laku yang sebelumnya belum dimiliki ke tingkah laku yang baru yang menetap secara permanen, bukan tingkah laku yang berubah akibat keletihan, sakit, pendewasaan dan narkoba. Sedangkan pembelajaran mengarah kepada proses pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus. Seperti yang diungkapkan Taber (2009:8) bahwa:
            Learning is a process concerned with changes in knowledge and understanding, so strictly a study that merely investigates what students think or believe (or at least can suggest in response to a researcher’s questions) at one point in time should not be considered to be a study of learning

Taber menjelaskan bahwa pembelajaran lebih terpusat pada proses perubahan dan pemahaman melalui kegiatan belajar yang berlangsung secara terus menerus. Dari kegiatan yang berkelanjutan tersebut, dapat dibentuk suatu pemikiran atau keyakinan terhadap sesuatu. Kemudian menurut Oemar Hamalik (2008:57) pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Operasional pembelajaran sebagai proses dari pembelajaran itu sendiri menurut Prayitno (2009:478) diikuti oleh peserta didik, diatur oleh pendidik, meliputi tujuan dan isi pembelajaran, metode dan alat bantu pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan penilaian hasil belajar.
 Kegiatan belajar memiliki beberapa fase, diantaranya: fase motivasi, fase pengetahuan, fase perolehan, fase retensi, fase pemanggilan, fase generalisasi, fase penampilan, dan fase umpan balik. Berdasarkan delapan fase tersebut, menurut Ratna Wilis bahwa: Gagne menyarankan beberapa fase dalam kegiatan pembelajaran. Yaitu mengaktifkan motivasi, memberi tahu tujuan belajar, mengarahkan perhatian, merangsang ingatan, menyediakan bimbingan belajar, meningkatkan retensi, melancarkan tranfer belajar dan mengeluarkan penampilan dengan memberikan umpan balik. Sedangkan Rusman (2011:1) mengatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
 Komponen yang dimaksud oleh Rusman adalah tujuan pembelajaran, materi, metode, dan evaluasi pembelajarannya. Jika dikaitkan dengan penelitian yang akan dilakukan, komponen-komponen tersebut harus menjadi perhatian pendidik dalam memilih atau mengembangkan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran harus memperhatikan fase dalam tindakan pembelajaran dan komponen pembelajaran itu sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan yang dalam pelaksanaannya memerhatikan fase tindakan pembelajaran dan komponen pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar yang ditentukan Belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai teori belajar, yang terdiri atas:
 1. Perspektif Behavioris
 Tokoh Behaviourisme B.F. Skinner, menjelaskan bahwa penguatan atau memberi ganjaran pada respons yang diinginkan, dapat membentuk pola perilaku. Dengan serangkaian penguatan itu akan muncul pengajaran terprogram yang dikenal dengan pengajaran berbantuan komputer. Menurut aliran behavioris proses belajar dapat dilihat dari perilaku yang diamati.
 2. Perspektif Kognitifis
 Teori belajar kognitifis berkaitan dengan bagaimana siswa menerima, memproses dan merekayasa informasi. Menurut Jean Piaget (1977), psikolog kognitif menelusuri proses mental yang digunakan individu dalam menanggapi lingkungan mereka. Kognitifisme membahas bagaimana orang berpikir, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Para kognitifis menciptakan sebuah model mental dari ingatan jangka pendek dan jangka panjang, yang akan digunakan untuk menyimpan informasi. Sehingga siswa tidak selalu tegantung pada guru, tapi lebih mengandalkan strategi kognitif mereka sendiri dalam memanfaatkan sumber daya belajar yang tersedia.
 3. Perspektif Konstruktivis
 Menurut konstruktivisme inti dalam pembelajaran empiris adalah keterlibatan siswa dalam pengalaman yang bermakna. Konstruktivisme menekankan bahwa siswa dapat menafsirkan sendiri informasi yang diterimanya. Siswa akan mendapatkan pengalaman belajar sebagai pengalaman mereka sendiri, dan tujuan pengajaran adalah tidak untuk mengajarkan informasi, tetapi menciptakan situasi, sehingga siswa dapat menafsirkan informasi bagi pemahaman mereka sendiri. Menurut ahli perspektif, belajar efektif adalah ketika siswa terlibat dalam tugas autentik yang mengaitkan konteks bermakna, yaitu learning by doing.
 4. Perspektif Psikologis
Sosial Psikolog sosial memusatkan belajar terhadap efek organisasi sosial. Menurut Robert Slavin (1990)(dalam Smalldino, 2008) belajar kooperatif akan lebih efektif dan lebih menguntungkan secara sosial dibandingkan belajar kompetitif secara individual. Slavin mengembangkan seperangkat teknik belajar kolaboratif yang mencakup prinsi-prinsp kolaborasi kelompok kecil, pengajaran yang dikendalikan siswa dan adanya ganjaran (reward) berdasarkan pencapaian kelompok.

 Selain didasarkan pada berbagai teori belajar, belajar juga terdiri atas beberapa jenis belajar, yaitu :
 a. Ranah Kognitif Menurut ranah kognitif, belajar menggunakan serangkaian kemampuan intelektual yang dapat dikelompokkan dalam informasi verbal, visual, atau keterampilan intelektual. Belajar verbal melibatkan proses mengingat kembali fakta/informasi. Sedangkan keterampilan intelektual membutuhkan kemampuan berpikir kritis dan manipulasi informasi.
 b. Ranah Afektif
 Ranah afektif melibatkan sikap, perasaan dan nilai-nilai. Tujuannya adalah menstimulasi minat terhadap suatu hal, mendorong perilaku sosial dan memiliki standar etika dalam memanfaatkan internet.
 c. Ranah Psikomotor
 Menurut ranah ini, belajar melibatkan keterampilan atletik, manual dan keterampilan fisik lainnya. Tujuannya adalah untuk kemampuan kegiatan mekanis tertentu, penggunaan berbagai peralatan, dll.
d. Ranah Interpersonal
 Menurut ranah ini belajar melibatkan interaksi antara orang-orang. Kemampuan interpersonal merupakan keterampilan orang untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain. Berdasarkan berbagai teori belajar dan jenis-jenis belajar dapat kita simpulkan bahwa belajar merupakan proses yang sangat penting bagi siswa untuk memahami dan mengolah berbagai informasi yang diterimanya. Dengan kegiatan belajar yang efektif maka siswa dapat mencapai tujuan belajarnya. Adanya pengetahuan, pengalaman, kompetensi serta perubahan sikap merupakan hasil dari setiap proses belajar yang sesungguhnya.

 B. Penggunaan Media Pengajaran dalam Proses Belajar Mengajar
 Proses belajar mengajara atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanaan kurikulum suatu lembabaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral amaupun social agar dapat hidup mamndiri sebagaiu individu dan makhluk social. Tujuan pengajaran adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa setelah dia menempuh berbagai pengalaman belajarnya. Bahan pengajaran adalah seperangkat materi klisasi suaeilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari kurikulum dan dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Ada beberapa alasan, mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain: a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenag, apabila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran. d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati dan, melakukan dan lain-lain. C. Media Pembelajaran 1. Definisi Media Pembelajaran Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan. Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Media pembelajaran adalah sarana penyampaian pesan pembelajaran kaitannya dengan model pembelajaran langsung yaitu dengan cara guru berperan sebagai penyampai informasi dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai. Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Menurut Heinich yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011:4), media pembelajaran adalah perantara yang membawa pesan atau informasi bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran antara sumber dan penerima. 2. Klasifikasi Media Dari segi perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir (Seels & Glasgow dalam Arsyad, 2002:33). Lebih lanjut dijelaskan bahwa pilihan media tradisional dapat dibedakan menjadi (1) visual diam yang diproyeksikan, misal proyeksi opaque (tak tembus pandang), proyeksi overhead, slides, dan filmstrips, (2) visual yang tidak diproyeksikan, misal gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pemaran, papan info, (3) penyajian multimedia, misal slide plus suara (tape), multi-image, (4) visual dinamis yang diproyeksikan, misal film, televisi, video, (5) cetak, misal buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah/berkala, lembaran lepas (hand-out), (6) permainan, misal teka-teki, simulasi, permainan papan, dan (7) realia, misal model, specimen (contoh), manipulatif (peta, boneka). Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir dibedakan menjadi (1) media berbasis telekomunikasi, misal teleconference, kuliah jarak jauh, dan (2) media berbasis mikroprosesor, misal computer-assistted instruction, permainan komputer, sistem tutor intelejen, interaktif, hypermedia, dan compact (video) disc. 3. Fungsi dan Manfaaat Media Pembelajaran Begitu besarnya peran media dalam pembelajaran jelas memberikan manfaat bagi pelaksanaan pembelajaran. Adapun peran dan fungsi media pembelajaran (Wina Sanjaya, 2011 ) adalah : a. Menangkap suatu objek atau peristiwa –peristiwa tertentu b. Memanipulasi keadaan, peristiwa dan objek tertentu c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa d. Media pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai : mengatasi keterbatasan pengalaman siswa, mengatasi batas ruang kelas, dan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan, menghasilkan keseragaman pengamatan, menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan tepat, membangkitkan motivasi dan meransang siswa untuk belajar dengan baik, membangkitkan keinginan dan minat baru, mengontrol kecepatan belajar, meberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampi abstrak. Selain berbagai fungsi diatas, Kemp dan Dayton (1985)(dalam Wina Sanjaya 2011) juga mengungkapkan bahwa media memiliki kontribusi penting dalam mendukung pembelajaran, diantaranya adalah : a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar b. Pembelajaran dapat lebih menarik c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat ditingkatkan e. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan dan dimana pun f. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. g. Peran guru berubah ke arah yang positif , guru tidak lagi menjadi sumber belajar satu-satunya. Dari berbagai fungsi tersebut dapt kita simpulkan, bahwa fungsi dan manfaat media pembelajaran adalah sebenarnya adalah untuk menjadikan pembelajaran lebih mudah di pahami oleh siswa, meningkatkan ketertarikan dan motivasi siswa, membantu menjelaskan yang abstrak menjadi lebih konkret. 4. Kategori dasar dan format media a. Kategori dasar media Pentingnya peran media dalam pembelajaran sangat membantu guru untuk menjadikan proses pembelajaran menjadi efektif, karena itu guru perlu mengetahui berbagai kategori media. Menurut Smaldino (2012) ada 6 kategori dasar media, yaitu : 1) Teks, yakni karakter alfanumerik yang dapat ditampilkan dalam berbagai format, seperti buku, poster, layar komputer, papan tulis dan lain-lain. 2) Audio, yakni segala sesuatu yang dapat didengar, seperti suara orang, musik, suara bising, dll. 3) Visual, yakni segala sesuatu yang dapat kita lihat, misalnya diagram pada poster, gambar, buku, dll. 4) Video, yakni media yang menampilkan gerakan, misalnya rekaman video, animasi komputer, DVD, dll. 5) Perekayasa, yakni segala sesuatu yang bersifat tiga dimensi dan dapat disentuh, misalnya benda-benda. 6) Manusia, seperti guru, siswa, ahli bidang studi dll. Dari semua kategori media ini, kita dapat memilih dan menggunakan berbagai kategori media yang cocok dengan pembelajaran dan dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. b. Format media Format media adalah bentuk fisik pesan yang akan ditampilkan. Format media disesuaikan dengan jenis medianya, misalnya untuk teks dan visual, dapat menggunakan format slide powerpoint, untuk suara dan musik dapat menggunakan format Compact Disc (CD) atau DVD untuk menampilkan video, sedangkan untuk keterpaduan teks, audio dan video, dapat menggunakan format komputer multimedia. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam memilih format media, yaitu jumlah media dan teknologi yang tersedia, keragaman siswa, dan tujuan yang harus dicapai, situasi/keadaan dimana pengajaran berlangsung (kelompok kecil atau besar), variabel siswa, dan juga sifat tujuan yang ingin dicapai (kognitif, afektif, psikomotor), serta kemapuan dalam menyajikan format media. 5. Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran a. Prinsip-prinsip dalam pemilihan media Untuk dapat memilih media pembelajaran yang akan digunakan guru dalam mendukung roses pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu : 1) Pemilihan media berdasarkan / haruslah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, baik itu tujuan kognitif, afektif dan psikomotor. 2) Pemilihan media haruslah berdasarkan konsep yang jelas, bukan atas kesenangan guru, melainkan menjadi bagian integral dalam pembelajaran. 3) Pemilihan media hendaklah disesuaikan dengan karakteristik siswa 4) Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan gaya belajar siswa dan kemampuan guru 5) Pemilihan media haruslah sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran Selain prinsip tersebut, ada beberapa hal lain yang dapat menjadi pertimbangan dalam memilih media, yang dikenal dengan istilah ACTION (Wina Sanjaya, 2011), yaitu : 1) Access, kemudahan akses, penggunaan media oleh guru dan siswa, kebijakan, dll. 2) Cost, biaya yang dibutuhkan, yang disesuaikan dengan kemampuan dan pemanfaatannya. 3) Technology, mempertimbangkan teknologi yang tersedia dan kemuadahan penggunaannya. 4) Interactivity, Media berssifat interaktif, sehingga memberi komunikasi dua arah. 5) Organization, terkait dukungan organisasi, pimpinan, dan pengorganisasiannya. 6) Novelty, meliputi kebaruan media yang kita pilih. b. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran Untuk menggunakan media dalam pembelajaran, aagar media benar-benar mendukung proses pembelajarn, maka ada beberapa prinsip penggunaan media (Wina Sanjaya, 2011) yaitu : 1) Media yang digunakan guru haruslah sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2) Media yang digunakan haruslah sesuai dengan materi pembelajaran, media hendaklah sesuai dengan kekompleksitasan materi 3) Media pembelajaran haruslah sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa. 4) Media yang digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisien. 5) Media yang digunakan haruslah sesuai dengan kemampuan guru menggunakannya/mengoperasikannya. Dari berbagai prinsip –prinsip ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ada banyak prinsip yang perlu kita perhatikan, yang pada intinya adalah pemilihan dan penggunaan media harus sesuai dengan kebutuhan, tujuan, karakteristik siswa, serta akses penggunaan media tersebut. D. MODEL ASSURE Penggunaan teknologi dan media dalam pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting. Namun untuk memilih dan menggunakan suatu media ada banyak hal yang perlu kita perhatikan, terutama berkatian dengan tujuan, materi dan karakteristik siswa. Hal ini sangat penting karena sesuai dengan pengertian media, yang merupakan sarana yang mengantarai penyampaian pesan dari guru kepada siswa. Oval: 2. State Standard and ObjectivesModel ASSURE merupakan langkah merancanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas secara sistematis dengan memadukan penggunaan terknologi dan media. Model ASSURE menggunakan tahap demi tahap untuk membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat dari nama model tersebut, yaitu ASSURE. Menurut Smaldino (2007:86) A yang berarti Analyze learners, S berarti State standard and Objectives, S yang kedua berarti Select strategi, technology, media, and materials, U berarti Utilize technology, media and maerials, R berarti Require learner participation dan E berarti Evaluated and revise. Model ASSURE merupakan suatu model untuk merancang pengajaran yang efektif, yang dirancang dimulai dengan menganalisis minat siswa, penyajian materi, malibatkan siswa dalam praktek dengan umpan balik, menilai pemahaman mereka dan memberikan kegiatan tindak lanjut yang relevan (Smaldino, 2012). Dengan model ASSURE ini guru bisa merancang pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dengan lebih baik, karena meliputi semua hal yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran. 1. Analisis Pelajar (Analysis Learner) Model ASSURE merupakan salah satu pendekatan sistematis untuk menganalisis karakteristik siswa, yang nantinya akan berpengaruh terhadap kemampuan belajar siswa. Analisis siswa ini perlu dilakukan untuk mendapatkan berbagai informasi yang kita butuhkan dalam merancang strategi pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan spesifik siswa. Ada tiga faktor kunci yang diperhatikan dalam analisis pelajar, yaitu : a. Karakteristik Umum Untuk memenuhi kebutuhan siswa guru perlu memahami karakteristik umum yang mempengaruhi belajar siswa. Adapun berbagai jenis karakteristik umum ini adalah gender, suku, sikap dan ketertarikan. Dalam merencanakan pembelajaran guru hendaknya dapat memperhatikan perbedaan usia anak didiknya, karena ini akan berkaitan dengan pola perilaku dan kemampuan siswa dalam belajar. Begitu juga dengan gender, ini perlu dipertimbangkan guru saat ingin mengadakan pembelajaran berkelompok pada tingkat SMP, penyatuan siswa dengan perbedaan gender mungkin akan mempengaruhi perhatian dan keaktifan siswa. Hal yang sama pada latar belakang suku, hendaknya materi yang disampaikan siswa dilengkapi dengan contoh yang dekat dengan latar belakang suku dan budaya siswa. Sedangkan untuk analisis sikap dan ketertarikkan dapat dilihat dengan melakukan perbincangan dan mengamati perilaku siswa. Ketertatikan siswa terhadap mata pelajaran memang berbeda-beda, karenanya dibutuhkan penggunaan media yang tepat , begitu juga halnya dengan pengalaman mereka. b. Kecakapan dasar spesifik Sebagaimana yang diungkapkan Dick &Carey,(2001) dalam Smaldino (2012) penelitian mengungkapkan bahwa pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya tentang suatu objek tertentu mempengaruhi bagaimana dan apa yang mereka bisa pelajari lebih banyak daripada yang dilakukan sifat psikologi apa pun. Karena itulah penting bagi guru untuk menganalisis kecakapan dasar spesifik melalui sarana formal dan informal. Misalnya melalui pelaksanan ujian masuk, untuk melihat kemmapuan prayarat siswa, yang dibutuhkan untuk mengikuti pembelajaran. Dengan mengidentifikasi kompetensi dasar spesifik siswa guru bisa menyesuaikan dnegan jenis tujuan, sehingga guru bisa memberikan perbaikan sebelum masuk mata pelajaran. c. Gaya belajar Gaya belajar merupakan serangkaian sifat psikologis yang menetukan bagaimana siswa merasa, berinteraksi, dan merespons secara emosional lingkungan belajarnya. Menurut Gardner (Smaldino, 2008) Setiap anak memiliki kecerdasan dan cara belajar yang berbeda beda, karenanya guru haruslah mempertimbangkan gaya belajar siswa. Dengan memahami: 1) Kekuatan dan preferensi konseptual, dimana setiap siswa punya gerbang sensorik (visual, audiotori, jasmani dan kinestetik yang berbeda yang mempengaruhi keterlibatan belajarnya. 2) Kebiasaan memproses informasi /gaya pikiran, menurut Butler (Smaldino, 2008) ada 4 cara pemprosesan informasi, yaitu pelajar berurutan konkret, pelajar acak konkret, pelajar berutan abstrak, pelajar acak abstrak. 3) Motivasi, Menurut Keller (1987)(dalam Smaldino 2008) ada 4 aspek motivasi yaitu model ARCS yang perlu diperhatikan guru, yaitu bperhatian (attention), Relevansi (Relevance), Percaya diri (Confidence), dan kepuasan (satisfaction). 4) Faktor fisiologis , terkait dengan perbedaan gender, kesehatan dan kondisi lingkungan yang mempengaruhi pembelajaran. Penilaian gaya belajar, menurut Dunn dan Dunn(1992)(dalam Smaldino 2008) mengembangkan sekumpulan instrumen standar untuk menilai gaya belajar dan preferensi lingkungan para pelajar. Semua ini perlu dipertimbangkan oleh guru, agar guru bisa menyesuaikan pembelajarannya dengan lebih baik, sesuai dengan gaya belajar siswa dan memenuhi kebutuhan individual siswa. 2. Menyatakan Standar dan Tujuan (State Objectives and Standar) Dalam merancang suatu pembelajaran, setelah melakukan analisis siswa, kita perlu menetapkan standar dan tujuan yang akan dicapai, yakni mengenai apa yang menjadi hasil belajar siswa. Merumuskan tujuan ini berdasarkan pada standar kurikulum yang digunakan di sekolah. a. Pentingnya standar dan tujuan Menetapkan standar dan tujuan sangatlah penting, karena standar dan tujuan ini adalah dasar bagi kita untuk memilih strategi, teknologi dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Dasar untuk melakukan penilaian hasil belajar, dasar untuk ekspektasi belajar siswa. b. Merumuskan ABCD tujuan belajar dengna baik Untuk menentukan tujuan belajar kita perlu menetapkan ABCD, Yakni: 1) Audience, yakni sasaran tujuan, guru perlu menentukan dengan jelas sasaran dari tujuan pembelajaran itu sendiri, misalnya siswa kelas VIII SMP. 2) Behaviour (perilaku), inti dari tujuan adalah kata kerja yang menjelaskan kemampuan baru yang didapatkan siswa setelah mengikuti pembelajaran, artinya tujuan belajar itu berkenaan dengan perubahan perilaku siswa, setelah mengalami pembelajaran. 3) Condition (Kondisi), yakni suatu kondisi dimana siswa akan bekerja dan belajar, yang kemudian dinilai oleh guru, misalnya buku, lembar kerja, dll. 4) Degree (tingkat), yakni tujuan mengindikasikan standar /kriteria penilaian satu pembelajaran. c. Tujuan belajar dan perbedaan individual Tujuan belajar hendaknya disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa secara individual. Tujuan belajar dimaksudkan untuk menyediakan tingkat minimum pencapaian yang diharapkan. Dengan karakteristik yang berbeda siswa bisa belajar insidental dengan tujuan yang spesifik dan mendukung perbedaan individual. 3. Memilih strategi, Teknologi, Media dan Material (Select Strategy, Media and Technology) a. Memilih strategi Guru perlu memilih strategi pengajaran yang tepat, baik itu strategi yang berpusat pada guru, ataupun yang berpusat kepada siswa. Guru hendaklah memilih strategi yang bisa mendorong siswanya mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan, mempertimbangkan gaya dan motivasi belajar siswa agar dapat memenuhi kebutuhan siswa. Disesuaikan dengan model ARCS, Strategi kita hendaknya dapat menarik perhatian siswa (Attention), relevan(Relevance) dengan kebutuhan siswa, dapat membangun rasa percaya diri (Confidence) siswa, dan memberikan kepuasan (Satisfaction) bagi siswa atas apa yang telah mereka pelajari. b. Memilih teknologi dan media, Memilih teknologi dan media, memang bukanlah hal yang mudah. Seperti yang diungkapkan Mc Alpine&Weston, 1994 (dalam Smaldino2008) para sarjana sepakat bahwa memilih teknologi dan media yang sesuai bisa menjadi tugas yang rumit- mempertimbangkan kumpulan sumber daya yang tersedia, keberagaman para pelajar dan tujuan spesifik yang harus dicapai. Rubrik seleksi, dilengkapi prosedur yang sistematis untuk menilai kualitas teknologi dan media yang spesifik. Setiap rubrik terdiri dari sekumpulan kriteria seleksi yang konsisten, dan kriteria untuk teknologi dan media yang dirancang.untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Ada beberapa kriteria rubrik seleksi (Smaldino, 2012)yaitu : a) Selaras dengan standar, hasil dan tujuan b) Informasi yang terbaru dan akurat c) Bahasa yang sesuai usia d) Tingkat ketertarikan dan keterlibatan e) Kualitas teknik f) Mudah digunakan (baik oleh guru dan siswa) g) Bebas bias h) Panduan pengguna dan arahan. c. Memilih, mengubah atau merancang materi Setelah memilih strategi dan media, selanjutnya kita memilih materi, yakni : 1) Memilih materi yang tersedia Guru biasanya menggunakan materi yang tersedia, namun kita perlu mempertimbangkan dan memilih materi yang tepat dari materi yang tersedia tersebut, yang bisa dilakukan dengan cara; melibatkan spesialis teknologi /media, atau melibatkan guru lain yang lebih berpengalaman, melakukan survei panduan referensi sumber dan media (komprehensif, selektif dan evaluatif). 2) Mengubah materi yang ada Mengingat kebutuhan siswa yang berbeda-beda, adakala nya guru bisa mengubah materi dari materi yang tersdia agar dapat lebih mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, namun hal ini harus mmeperhatikan hak cipta. 3) Merancang materi baru Pada saat materi yang tersedia tidak mendukung, dan sulit untuk mengubah materi yang ada, maka guru juga dapt menrancang materi baru sesuai dengan mata pelajaran dan tujuan pembelajaran. kuncinya adalah kita harus memperhatikan kebutuhan dan tujuan belajar siswa kita. 4. Menggunakan Teknologi , Media dan Materi (Use Tecnhnology, Media and Materials) Untuk merencanakan penggunaan teknologi, media dan materi, kita dapat melakukan proses “5P” yaitu: 1) Pratinjau teknologi, media dan materi, ini perlu dilakukan karena tujuannnya adalah untuk memilih bagian yang langsung selaras dengan mata pelajaran yang kita ajarkan, yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Meninjau materi secara menyeluruh tidak hanya membuat kita menggunakan sumber daya secara maksimal, tetapi juga membatasi siswa untuk tidak mengkases materi/konten yang tidak pantas, dari berbagai media dan sumber belajar lainnya. 2) Menyiapkan teknologi , media dan materi, langkah pertama adalah mengumpulkan semua perlengkapan yang dibutuhkan, menentukan urutan penggunaannya, dan menentukan tindakan yang akan dilakukan pada tiap materi, menyimpan daftar materi yang digunakan, dan garis besar urutan penyajian pelajaran. 3) Menyiapkan lingkungan, kita perlu mengatur fasilitas yang dibutuhkan untuk penggunaan teknologi, media dan materi yang efektif dan efisien, menyiapkan lingkungan belajar yang baik untuk siswa, seperti pengaturan tempat duduknya, dll. 4) Menyiapkan pelajar, untuk melaksanakan pembelajaran dengan efektif, guru perlu menyiapkan pelajarnya untuk menerima pelajaran, untuk itu guru perlu melakukan appersepsi yang baik, seperti pengantar yang menggambarkan tinjauan luas mengenai konten mata pelajaran, keterkkaitan mata pelajaran dengan topik yang dipelajari, memotivasi siswa, dan isyarat yang mengarahkan perhatian pada aspek spesifik mata pelajaran. 5) Menyediakan pengalaman belajar, yang disesuaikan dnegan pengalaman belajar yang dipilih, pengalaman belajar yang berpusat pada guru, maka akan melibatkan presentasi, demonstrasi, latihan dan praktek dan tutorial. 5. Mengharuskan Partisipasi Pelajar (Require Learner Participations) Pembelajaran di masa depan menghendaki pelajar tidak hanya sebatas memahami informasi, melainkan memiliki pengalaman dan praktek menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Hal ini sesuai dengan gagasan konstruktivis, dimana belajar dibangun dengan penglaman autentik yang relevan, dan siswa menerima umpan balik, sehingga mereka mengetahui pencapaian tujuan belajarnya dan berusaha meningkatkan kinerjanya. a. Latihan, untuk mencapai tujuan belajarnya siswa haruslah berpartisipasi aktif melalui praktek langsung dengan teknologi dan kemampuan baru, untuk produktivitas, komunikasi, penelitian, dan penyelesaian masalah/pengambilan keputusan. 1) Teknologi sebagai perkakas teknologi, untuk menggunakan teknologi dan media sebagai sarana yang membutuhkan partisipasi siswa adalah dengan penggunaan perangkat produktivitas. Karena ini dapat memacu dan mendorong kreativitas (ISTE, 2000) (Dalam Smaldino, 2008) 2) Teknologi sebagai perangkat komunikasi, dengan menggunakan teknologi siswa bisa berkomunikasi dengan berbagai orang dari berbagai tempat lainnya, misalnya melalui email , chatt, dan lain-lain. 3) Teknologi sebagai perangkat penelitian, dengan teknologi kita dapat menempatkan, mengevaluasi, dan mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai sumber , misalnya dari internet, buku, koran maupun media lainnya. 4) Teknologi sebagai perangkat penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan, dengan menggunan teknologi siswa dapat belajar dan mnggunakannnya untuk menyelesaikan berbagi persoalan, misalnya melalui mikroskop, lembar kerja, peralatan audio dan video digital, dll. 5) Menggunakan perangkat lunak pendidikan, berbagai program aplikasi pendidikan memungkinkan siswa terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang menantang, dan memungkinkan siswa untuk berkembang sesuai dengan penilaian dan menyediakan umpan balik dan perbaikan. 6) Menggunakan media lainnya untuk latihan, melibatkan siswa secara aktif dalam melakukan diskusi, kuis, latihan penerapan dapat dilakukan latihan dan pemberian umpan balik. b. Umpan balik, Umpan balik, bisa dari guru, ataupun para siswa dalam kelompoknya, dari komputer ataupun diri mereka sendiri, umpan balik penting bagi siswa untuk melakukan perbaikan. 6. Mengevaluasi dan Merevisi (Evaluate and Revise) Langkah terakhir yang kita lakukan adalah melakukan penilaian dan perbaikan, yang dilakukan dengan tujuan : a. Menilai prestasi pelajar , dilakukan untuk menilai apa yang dipelajari siswa dan menampilkan perubahan perilaku sesuai dengan tujuan. Penilaian dilakukan berdasarkan pada tujuan belajar, pembelajaran dengan tujuan kemampuan kognitif, dapat menggunakan tes tertulis, namun untuk tujuan pemprosesan informasi dan penampilan sikap, maka digunakan penilaian autentik dan komprehensif. Penilaian autentik yaitu dimana siswa menggunakan proses sesuai dengan konten dan kemampuan yang sedang dipelajari dan sesuai kegunaan konten di dunia nyata. Penilaian ini digunakan untuk penilaian kinerja, produk tunggal, unit, atau portofolio. Sedangkan untuk penilaian komprehensif dapat menggunakan rubrik yakni sekumpulan kriteria penilaian yang digunakan untuk mengukur/menilai produk/kinerja siswa(Smaldino, 2012). Rubrik terdiri dari tiga komponen ; kriteria kinerja, skala penilaian, dan tingkat dari deskriptor kinerja. b. Penilaian portofolio, untuk menilai kemampuan siswa untuk membuat produk nyata yang menggambarkan pencapaian mereka terkait dengan analisis, sintesis dan evaluasi.(Smalldino, 2012). Kuncinya adalah siswa harus merefleksi sendiri pembelajarannnya sesuai dengan produk protofolio. Portofolio ini ada yang tradisional dan elekronik. c. Mengevaluasi dan merevisi Strategi, Teknologi dan Media. Ini perlu dilakukan untuk melihat keefektifan strategi , teknologi, dan media yang digunakan, melihat pencapaian tujuan pembelajaran, sesuai dengan minat siswa, memenuhi kebutuhan siswa, dll. Untuk menilainya, bisa dengan meminta pendapat siswa, melalui diskusi dan wawancara. 1. Evaluasi guru, ini sangat penting agar memberikan umpan balik yang bermanfaat bagi guru. Ada 4 evaluasi guru, yakni melalui diri sendiri, siswa, rekan ataupun administator. 2. Revisi strategi, teknologi dan media, Ini merupakan tahapan terakhir, kita perlu melihat hasil penilaian/evaluasi, melihat ketercapaian tujuan, prestasi siswa, ketepatan strategi, teknologi dan media. Kita perlu mencatat dan melakukan revisi agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran . BAB III PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM RANCANGAN PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP NEGERI 1 MUARA BUNGO Analyzis Learner (Menganalisis Siswa ) 1. Kondisi Umum sekolah dan siswa SMP Negeri 1 Muara bungo merupakan SMP tertua di kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Sekolah ini terletak di Jln. Jendral Sudirman No 714 , yang merupakan jalur lintas Sumatera. Sekolah ini termasuk salah satu sekolah favorit siswa di wilayah ini, dan berstatus sebagai sekolah SSN (Sekolah Standar Nasional). Posisi sekolah yang tepat berada di tepi jalan raya, membuat letak sekolah ini cukup strategis dan dapat dijangkau dari berbagai wilayah di kabupaten bungo. Namun tentu kondisi ini, juga memberikan dampak bagi sekolah, terutama soal kebisingan jalan, yang terkadang menimbulkan gangguan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Kondisi sekolah ini cukup baik, dilengkapi dengan sarana dan infrastruktur sekolah yang cukup lengkap, dengan luas ±8725 m³. Sekolah ini terdiri atas 27 ruang kelas, 3 ruang kantor (ruang kepala sekolah, majelis guru dan tata usaha), 1 perpustakaan, 3 labor (fisika, biologi dan TIK), 1 ruang multimedia, 1 ruangan sanggar tari, lapangan basket, lapangan voly dan 1 mushalla. Sedangkan dari bidang sumber daya manusianya, di SMP N 1 Muara Bungo ini terdapat 85 orang guru, yang terdiri dari 50 orang guru PNS dan 18 orang guru honorer, serta 15 orang pegawai tata usaha dan 2 orang satpam Pembelajaran TIK dilaksanakan di kelas dan di labor komputer. Labor komputer sekolah ini berukuran sekitar 6x4 m². Labor ini dilengkapi dengan 25 unit komputer, namun yang saat ini dapat digunakan efektif hanya 20 unit komputer. Labor ini dilengkapi dengan kursi dan meja yang cukup lengkap untuk siswa dan guru, 2 unit LCD proyektor, 1 papan tulis. Ruangan ini juga dilengkapi dengan AC. Kondisi siswa di SMP N 1 Muara Bungo, secara keseluruhan siswa yang bersekolah disini adalah siswa yang berasal dari beberapa Sekolah Dasar di seluruh Kabupaten Muara Bungo, karena sekolah ini bebas rayon, kecuali untuk tahun pelajaran 2013/2014 yang akan datang, sekolah akan kembali menggunakan sistem rayonisasi. Untuk tahun ajaran 2012/2013 jumlah seluruh siswa disekolah ini adalah 890 orang siswa, yang terdiri atas 312 siswa kelas VII, 270 orang siswa kelas VIII, dan 208 orang siswa kelas IX. Setiap kelas terdiri atas 30-35 orang siswa, yang pada umumnya lebih banyak perempuan daripada laki-laki, dengan rentang umur antara 12-14 tahun. Sekolah ini juga menerapkan program kelas unggul pada setiap tingkat, untuk penentuan siswa yang duduk di lokal ini dilihat berdasarkan nilai ujian masuk, dan nilai rapor disetiap semester. Ini berarti seluruh siswa punya kesempatan yang sama untuk menduduki kelas unggul. Untuk gurunya sendiri, tidak dibedakan antara kelas unggul dan kelas biasa, pada umumnya masih menggunakan guru yang sama. Dilihat dari latar belakang kondisi ekonomi dan keluarga siswa, siswa disekolah ini terbagi atas anak dengan latar belakang orang tua sebagai pegawai, sebagai petani, sebagai nelayan dan pedagang. Sedangkan dari latar agama, siswa disekolah ini seluruhnya beragama islam, dan sebagaian besar merupakan suku minang. Dengan latar belakang yang berbeda-beda ini anak-anak tumbuh dan berkembang dengan pola dan didikan keluarga yang berbeda juga, sehingga setiap anak memiliki karakter yang berbeda pula. Dengan perbedaan karakteristik ini, manjadi panduan awal bagi penulis untuk merancang sebuah model pembelajaran yang menggunakan teknologi dan media pembelajaran dengan berdasarkan model ASSURE. 2. Kondisi Khusus siswa Siswa SMP N 1 Muara Bungo, khususnya di kelas VII, terdiri dari kelas VII.1 sampai VII.9 dan Kelas VII.8 merupakan kelas unggul. Dari 312 orang siswa kelas VII, terdiri atas 122 orang siswa laki-laki dan 190 orang siswa perempuan. Sebagian besar siswa kelas VII ini berasal dari latar belakang ekonomi dan keluarga yang cukup baik, walaupun ada beberapa orang siswa yang tergolong kurang mampu, namun mereka mendapatkan beasiswa dari berbagai program sekolah dan pemerintah. Dengan rentangan umur 12-13 tahun, maka dari perkembangan psikologisnya, biasanya anak-anak seusia ini mengalami masa puberitas, sehingga guru harus benar-benar bisa menyesuaikan dengan kondisi psikologis siswa ini. Secara khusus, siswa kelas VII ini adalah siswa yang dinyatakan naik dari kelas sebelumnya, kelas VII, sehingga mereka sudah cukup beradaptasi dengan lingkungan dan sistem pendidikan di sekolah ini. Untuk proses pembelajaran IPS sendirir. Untuk menilai/menganalisis kemampuan awal siswa ini, guru dapat mengetahuinya dengan memberikan berbagai pertanyaan-pertanyaan di awal pembelajaran atau memberikan kuis kecil untuk menguji sejauh mana pengetahuan siswa tentang pelajaran yang diberikan oleh guru. Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Muara Bungo merupakan tahap operasional konkret dengan kisaran usia 11-13 tahun menurut teori Piaget. Karakteristik anak kelas VII SMP Negeri 1 Muara Bungo adalah senang melakukan belajar dengan melakukan sesuatu kegaiatan (learning by doing). Pada tahap ini siswa melalui mengasimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya Pada usia ini anak sudah mulai mampu berpikir logis dalam bentuk sederhana, anak sudah menyadari adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, dan juga anak sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan objek-objek kongkret. Dalam hal ini Keterampilan berfikir logis dan kritis serta mampu menanggapi permasalahan atau peristiwa yang ada di lingkungan sekitar amat diperlukan dalam pengembangan pembelajaran. 3. Gaya Belajar Gaya belajar siswa kelas VII SMP N 1 Muara Bungo cukup beragam. Ada 9 aspek kecerdasan majemuk, yakni verbal, logis, visual, musikal, ragawi, antar personal, interpersonal, naturalis dan eksistensialis. Dari 9 kecerdasan ini, dalam proses pembelajaran ada anak yang senang mendengar penjelasan guru, ada yang lebih ke kinestetik, dll. Pada pengajaran teori yang dilakukan dikelas umumnya menggunakan preferensi penerimaan audiotori dan visual. Sedangkan dalam hal kebiasaan memproses informasi/gaya pikiran, secara umum siswa kelas VII ini banyak dengan gaya berurutan konkret, karena mereka akan lebih memahami jika sudah dicontohkan. Dari segi motivasi, sesuai dengan model ARCS, siswa di sekolah memiliki motivasi tinggi dalam belajar, ini terlihat dari semangat belajar dan keingintahuan mereka untuk belajar tentang keragaman bentuk bumi, dan mereka sangat tertarik dengan pelajaran IPS. Materi yang akan dibahas dalam rancangan ini, adalah materi semester 1, yaitu tentang Memahami lingkungan kehidupan manusia. Mengingat siswa kelas VII ini secara psikologis mengalami masa puberitas, sehingga mereka mempunyai pola/gaya belajar yang berbeda-beda, namun pada umumnya mereka selalu ingin diperhatikan. Dengan usia ini mereka masih senang bermain, sehingga ini juga mempengaruhi pembelajaran, karena itu, guru perlu merancang pembelajaran yang sesuai dengan perbedaan individual siswa ini, dan memenuhi kebutuhan siswa, sehingga pembelajaran memberikan hasil yang memuaskan bagi siswa. Menetapkan Standar dan Tujuan Proses pembelajaran di SMP N 1 Muara Bungo dilaksanakan sesuai dengan kurikulum KTSP. Setiap guru harus membuat rancangan program pembelajaran setiap semesternya, yang nantinya akan dinilai sebagai dokumen KTSP oleh pengawas sekolah. Pelaksanaan mata pelajaran IPS dilaksanakan sesuai dengan tuntutan Kurikulum. Sesuai dengan model ASSURE, guru haruslah menetapkan standar dan tujuan pembelajaran. Standar dan tujuan hendaklah disampaikan dan dituliskan di awal pembelajaran, sehingga siswa mengetahui pengetahuan dan kemampuan apa yang harusnya mereka miliki setelah mempelajari materi pelaran. Guru dapat menetapkan tujuan dengan memperhatikan ABCD, yaitu : ü A (Audience), siswa yang menjadi tujuan /sasaran pembelajaran adalah siswa kelas VII. ü B (Behaviour), perilaku yang harus ditampilkan siswa adalah memiliki keterampikan dan kemahiran dalam membaca Peta ü C (Condition), kondisi ini dapat diamati selama siswa belajar dikelas ü D (Degree), kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah belajar ini mereka menguasai pelajaran dan bisa menjelaskan bentuk permukaan bumi. a. Penetapan Tujuan Umum (Standar Kompetensi) Tujuan umum rancangan pembelajaran berdasarkan model Assure ini adalah Memahami lingkungan kehidupan manusia. Dengan salah satu kompetensi dasar : Mendiskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan.. b. Penetapan Tujuan Pembelajaran Khusus Berdasarkan tujuan pembelajaran umum rancangan pembelajaran berdasarkan model ASSURE ini, berikutnya ditetapkan tujuan pembelajaran khusus, yaitu Mendiskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan. Tujuan pembelajaran khusus ini, akan dirinci dalam beberapa indikator, yaitu : 1. Siswa mampu Menjelaskan proses alam endogen yang menyebabkan terjadinya bentuk muka bumi. 2. Siswa mampu Menjelaskan gejala diastropisme dan vulkanisme.. Setiap tujuan umum, tujuan khusus dan indikator ini haruslah dituliskan dalam setiap rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain standar kompetensi dan kompetensi dasar, di awal perancangan guru juga perlu menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran untuk materi tersebut. Dengan begitu siswa mengetahui dengan jelas apa tujuan mereka mempelajari materi ini, kemampuan/hasil belajar apa yang nantinya diharapkan mereka miliki setelah belajar dan mereka mengetahui batas ketuntasan minimal belajar mereka. Memilih Strategi , Teknologi , Media dan Material Suatu rencana yang sistematik dalam penggunaan media dan teknologi tentu menuntut agar metode, media dan materinya dipilih secara sistematis pula. Proses pemilihannya melibatkan tiga langkah. Memilih Metode · Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan kepada siswa untuk menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada siswa. · Metode Tanya jawab dilakukan dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa, terutama oleh siswa dari guru, tetapi ada pula dari siswa kepada guru. Hal ini digunakan untuk memberikan pemahaman (kognitif) siswa untuk materi yang membutuhkan pemahaman siswa · Metode diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Tujuan berdiskusi pada pembelajaran ini yaitu mendidik siswa untuk berfikir dan memecahkan masalah secara bersama-sama sebagai bentuk dari nilai karakter yang ingin diterapkan oleh guru. · Metode pemberian tugas merupakan suatu cara mengajar dengan cara memberikan sejumlah tugas yang diberikan guru kepada murid dan adanya pertanggungjawaban terhadap hasilnya. Dalam pembelajaran ini siswa secara berkelompok ditugaskan untuk observasi langsung ke lingkungan masyarakat untuk mendapatkan kompetensi yang relevan. Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa adalah senang melakukan belajar dengan melakukan sesuatu kegaiatan (learning by doing) selai itu guru juga mempunyai tujuan lain selain yaitu penanaman nilai karakter yang harus di miliki oleh siswa. Memilih Format Media Pada kegiatan pembelajaran menggunakan model ASSURE, media yang digunakan berupa: a. buku teks yang relevan b. peta dunia dan peta negara Indonesia c. LCD d. Video dan foto/gambar Materi pembelajaran · Proses alam endogen terhadap pembentukan muka bumi. · Gejala disatropisme dann vulkanisme · Tipe-tipe gunung menurut bentuknya. · Faktor penyebab terjadinya gempa bumi. · Jenis-jenis batuan menuurut proses pembentukannya. · Proses pelapukan. · Faktor penyebab terjadinya erosi. · Hasil bentukan dari proses sedimentasi. · Dampak positif dan negatif dari tenaga endogen dan eksogen. Menggunakan Teknologi, Media dan Materi Adapun penggunaan teknologi, media dan materi pada rancangan pembelajaran TIK kelas VIII berdasarkan model ASSURE ini dilakukan dengan proses “5P”, yaitu : Pratinjau Teknologi, Media, dan Materi Guru melakukan pratinjau untuk menyesuaikan penggunaan teknologi, media dan materi yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Tujuannya untuk memilih bagian yang paling sesuai dengan pelajaran. Menyiapkan Teknologi , Media dan Materi Pada tahap ini, guru menyiapkan segala teknologi, media dan materi yang akan digunakan untuk pembelajaran. Guru mengurutkan materi tentang proses pembentukan bumi , kemudian menyiapkan contoh yang dirancang sendiri foto-foto dan video yang berhubungan dgn pembentukan bumi, dengan menggunakan LCD serta proyektor yang mendukung proses penyampaian pembelajaran. Menyiapkan Lingkungan Disini guru menyiapkan lingkungan belajar siswa, sesuai dengan materi pelajarannya, siswa melakukan diskusi kelompok tentang materi yang diberikan oleh guru. Menyiapkan Pelajar Untuk dapat menguasai pelajaran ini, guru menyiapkan pelajar dengan memberikan appersepsi terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar anak siap untuk bekerja, mengetahui dengan jelas apa yang akan mereka kerjakan, apa kegunaannya, dan ini juga memotivasi siswa untuk dapat mencapai tujuan belajarnya. Menyediakan Pengalaman Belajar Dengan strategi pembelajaran yang berpusat pada guru dan siswa, ini akan menyediakan pengalaman belajar bagi siswa. Dengan penjelasan guru, kemudian siswa mencobakan langsung, ini sudah menjadi pengalaman belajar siswa, siswa tidak dilarang untuk salah, namun siswa diajarkan untuk memperbaiki kesalahan di setiap langkah pembelajaran selama mereka melakukan praktek. Dengan melakukan sendiri setiap bagian secara bergantian dengan anggota kelompok ini juga menumbuhkan rasa kerjasama dan menjadi pengalaman sendiri bagi siswa, Mengharuskan Partisipasi Pelajar (Require Learner Participations) Partisipasi berisi kegiatan siswa dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Sebelum masuk kedalam kelas siswa dibiasakan (disiplin) berbaris rapi di depan kelas lalu secara bergiliran masuk ke dalam kelas dengan terlebih dahulu menghormati guru yang ada di depan pintu dengan mencium tangan (santun). Guru mengkondisikan kelas sampai siswa siap dalam belajar (nyaman). Pada kegatan awal guru melakukan apersepsi dengan menanyakan keadaan siswa serta menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran. Pada kegiatan inti siswa dan guru melakukan tanya jawab sehubungan dengan pengertian kegiatan ekonomi dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap afektif dan kognitif siswa. Selanjutnya siswa dibentuk kelompok heterogen maksimal 4 anak untuk mengerjakan tugas kelompok dengan mengidentifikasi media gambar dan peta selanjutnya mengasimilasi yaitu menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran dan akomodasi yaitu proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek selain itu guru bertujuan untuk membentuk nilai karakter demokratis, menghargai prestasi dan bersahabat antar siswa. Selanjutnya perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain berkewajiban menanggapi. Nilai karakter yang ingin dimunculkan pada persentasi kelompok yaitu nilai toleransi, komunikatif dan tanggung jawab. Selanjutnya siswa dan guru menyamakan persepsi. Tahan akhir siswa bersama guru melakukan tanya jawab sehubungan dengan kompetensi yang diperoleh siswa pada saat pembelajaran. Selanjutnya siswa diberikan tugas pengamatan secara kelompok ke lingkungan sekitar sehubungan dengan materi yang telah dipelajari untuk dikumpulkan dan dipersentasikan pada pertemuan selanjutnya. Pada kegiatan pengamatan ini guru bertujuan untuk siswa mampu mengkonstruksi konsep sehingga mampu mengkaitkan dengan kehidupan nyata selain itu guru bertujuan untuk siswa bisa menumbuhkan nilai karakter antara lain jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Mengevaluasi Dan Merevisi 1. Menilai Prestasi Pelajar Ini dilakukan untuk menilai hasil belajar siswa. Kemapuan dan keterampilan apa yang diperoleh siswa yang disesuaikan dengan standar (SK dan KD)dan tujuan. Karena pembelajaran dengan melakukan praktek, maka penilaian yang dilakukan adalah dengan menilai kinerja dan produk yang dihasilkan siswa, secara autentik dan komprehensif. Menilai sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran, dan bagaimana siswa mengerjakan kinerjanya tahap demi tahap untuk menyelesaikan suatu tugas, sehingga ia menghasilkan suatu karya, dokumen pengolah kata. Disni guru juga menilai sikap siswa terhadap keseriusan mereka mengerjakan suatu tugas. Setiap tugas dari tahap ke tahap disimpan dan dinilai oleh guru, ini bisa menjadi dokumen protofolio kelompok siswa, sesuai dengan kreasi mereka masing-masing, dan ini disimpan dalam bentuk elektronik, dalam bentuk file dan dinilai oleh guru. 2. Mengevaluasi dan Merevisi Strategi, Teknologi dan Media Evaluasi juga perlu dilakukan untuk menilai dan merevisi ketepatan strategi , teknologi dan media. Selain itu guru sendiri juga perlu dinilai baik oleh dirinya sendiri (mengintrospeksi diri, untuk lebih baik), melalui teman sejawat ataupun melalui administrator, yang biasanya di sekolah ada program supervisi guru, sehingga guru dinilai oleh tim guru yang lebih berpengalaman. Terakhir guru dapat menilai dan menganalisis hasil belajar siswa, karena dari situ guru dapat menilai kekurangan-kekurangan, strategi, pemilihan materi, teknologi dan media. Yang ini bisa juga dilihat dari keberhasilan siswa mencapai suatu tujuan pembelajaran. Kesimpulan Dari penyajian penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa suatu proses pembelajaran pada dasarnya merupakan penyampaian pesan dari guru kepada siswa karna dalam merancang pembelajaran dapat dibantu dengan model pembelajaran ASSURE. Karena model ASSURE dapat membantu pembelajar tahap demi tahap dalam merencanakan kegiatan pembelajaran seperti menganalisis pembelajar, membantu bagaimana menentukan tujuan, memilih media-teknologi-strategi-materi, menggunakan media-teknologi-strategi-materi, bagaimana membuat pebelajar berpartisipasi aktif sampai menilai dan merevisi kegiatan yang telah berlangsung. Untuk menyampaikan pembelajaran guru terlebih dahulu perlu membuat peracangan agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Pembelajaran yang efektif dan efisien dapat diwujudkan dengan memanfaatkan berbagai teknologi dan media yang mendukung pembelajaran. Pemanfaatan media dan teknologi ini akan membantu guru dan siswa lebih mempermudah komunikasi terutama dalam menyampaikan dan menangkap pesan pembelajaran. Media dan teknologi memegang peran penting dalam mendukung proses pembelajaran. Untuk dapat mewujudkan suatu proses pembelajaran yang menggunakan teknologi dan media guru dapat memilih model ASSURE. Model Assure ini merupakan suatu pendekatan sistematis untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif dengan langkah: menganalisis siswa, menentukan tujuan, memilih teknologi dan media, menggunakan teknologi media, melibatkan keaktifan siswa dan melakukan evaluasi dan revisi. Saran Dari pembahasan di atas, kita perlu mengetahui sangat penting kiranya untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien, yang salah satu caranya adalah dengan menggunakan media dan teknologi. Media dan teknologi akan membantu proses penyampaiaan pesan dari guru dan siswa. Untuk merancang suatu proses pembelajaran yang menggunakan media dan teknologi ini, penulis menyarankan untuk merancang pembelajaran dengan mengunakan model ASSURE. ASSURE merupakan suatu model pembelajaran yang dapat membantu guru untuk mewujudkan pembelajaran dengan efektif dan efisien, karena ASSURE merupakan langkah sistematis untuk merancang suatu pembelajaran dengan baik. Model ASSURE ini dapat mempermudah guru dan dapat digunakan dalam setiap tingkat/jenjang sekolah. Karena itulah penting kiranya kita untuk lebih mendalami model ini, agar juga dapat kita terapkan dalam proses pembelajaran di kelas. RPP IPS KELAS VII RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP N 1 Muara Bungo Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : VII / 1 Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (4x pertemuan) Standar Kompetensi : 1. Memahami lingkungan kehidupan manusia. Kompetensi Dasar : 1.1. Mendiskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan. Indikator: Mendeskripsikan proses alam endogen yang menyebabkan terjadinya berbagai bentukan di permukaan bumi. Mendeskripsikan gejala disatropisme dan vulkanisme serta sebaran tipe gunung api. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya gempa bumi dan akibat yang ditimbulkan. Mengidentifikasi jenis batuan berdasarkan proses pembentukannya. Mendeskripsikan proses pelapukan. Mendeskripsikan erosi dan faktor-faktor penyebab dan dampaknya. Memberikan contoh bentukan yang dihasilkan oleh proses sedimentasi. Mengidentifikasi dampak positif dan negatif dari tenaga endogen dan eksogen bagi kehidupan serta upaya penanggulangannya. I. Tujuan Pembelajaran : 1. Menjelaskan proses alam endogen yang menyebabkan terjadinya bentuk muka bumi. 2. Menjelaskan gejala diastropisme dan vulkanisme. 3. Membedakan tipe-tipe gunung menurut bentuknya. 4. Menyebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya gempa bumi dan akibat yang ditimbulkan. 5. Menyebutkan jenis batuan berdasarkan proses pembentukannya. 6. Menjelaskan terjadinya proses pelapukan. 7. Menyebutkan faktor penyebab erosi dan dampak erosi. 8. Memberikan contoh bentukan yang dihasilkan oleh proses sedimentasi. 9. Menjelaskan dampak positif dan negatif dari tenaga endogen dan eksogen. II. Materi Ajar : 1. Proses alam endogen terhadap pembentukan muka bumi. 2. Gejala disatropisme dann vulkanisme. 3. Tipe-tipe gunung menurut bentuknya. 4. Faktor penyebab terjadinya gempa bumi. 5. Jenis-jenis batuan menuurut proses pembentukannya. 6. Proses pelapukan. 7. Faktor penyebab terjadinya erosi. 8. Hasil bentukan dari proses sedimentasi. 9. Dampak positif dan negatif dari tenaga endogen dan eksogen. III. Metode Pembelajaran Adapun strategi pengajaran yang dipilih guru adalah : 1. Strategi pengajaran berpusat pada guru. 2. Strategi pengajaran yang berpusat pada siswa. Metode Pembelajaran Ø Ceramah Ø Diskusi Ø Tanya jawab Ø Penugasan IV. Kegiatan pembelajaran Kegiatan Pendahuluan Ø Guru memberi salam, berdoa bersama, dan mengabsen siswa.(hormat, taqwa,disiplin) Ø Guru memeriksa kebersihan kelas dan kerapiannya.(disiplin dan bertanggungjawab) Ø Guru memberikan garis besar pembelajaran materi yang akan dipelajari. Ø Menyampaikan tujuan pembelajaran (Tanggung jawab) Ø Apersepsi : Pernahkah engkau bersyukur atas adanya bumi yang kia tinggali ? Ø Motivasi : Sebaiknya kita mempelajari bagaimana proses kemerdekaan bangsa Indonesia yang telah diperjuangkan oleh para pemuda pada tahun 1945. Kegiatan Inti (20 menit) Eksplorasi Guru membagi siswa dalam 5 kelompok dengan pembagian : (kerjasama) Ø Kelompok 1 : Mendeskripsikan proses alam endogen Ø Kelompok 2 : gejala disatropisme dan vulkanisme serta sebaran tipe gunung api. Ø Kelompok 3 : tipe-tipe gunung menurut bentuknya.. Ø Kelompok 4 : Faktor penyebab terjadinya gempa bumi Ø Kelompok 5 : Proses Pelapukan Ø Guru memfasilitasi materi yang akan dibahas oleh siswa (peduli) Ø Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru (kerja keras) Elaborasi · Kelompok berdiskusi tentang topik yang sudah menjadi tugasnya (Kerjasama) · Guru berkeliling memeriksa diskusi dan membimbingnya · guru menunjuk perwakilan kelompok 1-2 untuk menyampaikan hasil diskusinya (tanggungjawab) · Setiap kelompok melalui perwakilan kelompok memprestasikan hasil diskusi.(demokrasi) Konfirmasi · Guru dan siswa memberi tanggapan tentang hasil diskusi kelompok · Guru memberi penguatan hasil diskusi yang disampaikan setiap kelompok · Memberikan pengetahuan lain (inovatif) Kegiatan Penutup · Guru membimbing siswa membuat suatu kesimpulan · Guru menyiapkan tindak lanjut · Guru memberi pertanyaan lisan seputar materi yang telah dipelajari · Guru menekankan perasaan nasionalisme dan patriotisme tentang usaha-usaha mewujudkan kemerdekaan Refleksi : Siswa telah dapat menjelaskan dampak terjadi adanya pengaruh tenaga endogen dan eksogen di muka bumi V. Sumber Belajar · buku teks yang relevan · peta dunia dan peta negara Indonesia · LCD · Video dan foto/gambar VI. Penilaian Hasil Belajar Indikator Penilaian Teknik Bentuk Contoh instrument . Mendeskripsikan proses alam endogen yang menyebabkan terjadinya berbagai bentukan di permukaan bumi. Mendeskripsikan gejala disatropisme dan vulkanisme serta sebaran tipe gunung api. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya gempa bumi dan akibat yang ditimbulkan. Mengidentifikasi jenis batuan berdasarkan proses pembentukannya. Mendeskripsikan proses pelapukan. Tes Tertulis Essay 1. Apakah yang dimaksud dengan tenaga geologi dan berikan contohnya! 2. Sebutkan tipe gunung api yang banyak terdapat di Indonesia 3. Buatlah peta jalur gempa bumi yang ada di Indonesia 4. Berikan 2 contoh jenis batuan sedimen ! 5. Jelaskan proses pelapukan biologis ! Muara Bungo, Juni 2014 Mengetahui, Kepala Sekolah SMPN 1 Muara Bungo Guru Mata Pelajaran Dra. Hj. Eni Husnanaeny,MM. Debi Martavia , S Pd NIP. 196005071983032004 NIP. 196207081987032002 DAFTAR PUSTAKA Hujair AH. Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Safiria Insania Prees M. Atwi Suparman. 2012. Desain Instruksional Modern. Jakarta : Erlangga Richey, Rita C., Klein, Kames D., Tracey, Monica W. 2011. The Instructional Design Knowledge Base, Theory, Research, and Practice. New York : Routledge Smaldino, Sharon E, Lowther, Deborah L., Russell, James D. 2018. Instructional Technology and Media for Learning. Boston : Pearson Smaldino, Sharon E, Lowther, Deborah L., Russell, James D. 2012. Instructional Technology and Media for Learning. Boston : Pearson Sukiman. 2012. Pengembangan Media pembelajaran. Yogyakarta : PedagogiaWina Sanjaya. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Tidak ada komentar :

Posting Komentar